![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaWf78aSYsS-6CxwtRBNxkgEmxhHyO2XLXbgHPbglADIzR6y9YP_TdT0XBc-2L1zWPxaf_GPfBxgawAXfo0xrRIgI-azGfTtRclFw1mHERjDQYSSxcAM3Std8heyUbP0GAdQOfmq9MeN-Y/s320/IMG00708-20130815-1354.jpg)
Dari
bahan dasar singkong, lebih banyak lagi jenis
makanan yang bisa dibuat seperti
lemet, getuk, gesrek, lanting, combro, ondol ondol (misro) dan lain lain. Cara
pembuatannya berbeda tergantung jenis makanan yang mau dibuat. Kalau mau bikin
getuk, singkong dikupas, direbus, setelah matang lalu ditumbuk, dan jadilah
getuk. Kalau mau berasa manis tinggal menambahkan gula jawa secukupnya. Kalau
mau bikin lemet, singkong dikupas, diparut, dicampur gula dan ampas kelapa
diuleni biar campur rata. Kemudian dibungkus dengan daun pisang. Bungkusan
sebaiknya tidak terlalu besar maupun terlalu kecil. Umumnya setiap bungkus
berisi sekepal atau sebesar genggaman anak bayi. Jangan terlalu besar nanti
bosan memakannya. Setelah bungkusan cukup banyak kemudian dikukus sampai
matang. Kalau budin dikupas kemudian direbus setelah dipotong potong, namanya
budin rebus, kalau digoreng namanya balok,
Selain untuk makanan, singkong juga banyak manfaat
lainnya, bisa dibuat alkohol, kenyas atau tape, bisa juga diambil sari patinya
yang dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan. Tetapi orang Gunung tidak
sampai kearah itu, paling yang sering dilakukan dengan singkong dan turunannya
ialah satu diantaranya untuk bikin lem kertas. Ada satu hal yang agak menarik kala
itu ialah pati budin untuk nganji pakaian. Pakaian yang baru dicuci di kucek kucek atau diremas remas di dalam air yang dicampur kanji baru dijemur.
Pakaian akan keras seperti dendeng, dan kalau disetrika (dibasahi sedikit dengan
air) hasilnya sangat bagus, mlipit dan tajam seperti pisau. Kayanya Trika kalah
jauh.