NDERES KLAPA (dulu kala)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXZnI58hZx_adbitK5n0THz6GG6LhTR60J6P7W0imSDKA6f30QVoqsXCLCEmAqJ9-TEGPd1E3ui6z6vVaXyARUfzRczZ426ICnCVAgIGCKgA38rR4y18M6CS-2tGlbZO1VhPmPSShYFkI/s640/20121216_060051.jpg)
Salah satu kegiatan mbah Gunung adalah nderes kelapa. Namun pekerjaan
nderes tidak dilakukan sendiri melainkan dikerjakan oleh orang lain.
Nderes adalah mengambil cairan bunga kelapa dengan menampungnya dengan
sebuah tempat khusus. Caranya mudah, bunga kelapa yang baru merekah
dari mancungnya diparas atau disayat ujungnya dan cairan yang keluar
ditampung dengan bumbung terbuat dari bambu besar yang dinamakan
pongkor. Agar mudah menampungnya , bunga kelapa / manggar muda perlu
diikat sedemikian rupa sehingga ujungnya dapat dimasukan kedalam
pongkor. Pada umumnya pada setiap pohon kelapa hanya satu manggar yang
diambil cairannya. Nama dari cairan manggar tadi adalah badeg atau
sajeng. Agar dapat mengumpulkan badeg cukup banyak setiap harinya, maka
pohon kelapa yang dideres juga harus berjumlah cukup banyak. Mbah Gunung
menderes pohon kelapa sekitar 25 pohon dimana setiap pohon bisa
menghasilkan setengah sampai tiga perempat pongkor badeg setiap masa
produksinya. atau setara dengan kira kira satu sampai dua liter badeg.
Praktek produksi dilakukan secara teratur setiap pagi sore. Setiap pagi
tukang deres naik pohon kelapa membawa pongkor kosong, mengambil pongkor
yang dipasang kemaren (sudah ada isinya), melakukan penyayatan baru
pada manggar dan memasang pongkor baru, kemudian turun membawa pongkor
yang sudah berisi badeg. demikian seterusnya sampai semua pohon kelapa
dikerjakan semuanya. Dengan perbedaan waktu siang kurang dari 12 jam dan
malam lebih dari 12 jam, maka hasil dipagi hari relatif lebih banyak
dari hasil sore hari. Badeg atau sajeng merupakan bahan baku gula merah
atau Gula Kelapa. Cairan badeg lebih kental jika dibandingkan dengan air
tawar, lengket, tidak berwarna, rasanya manis, berbau agak pesing.
Badeg bisa langsung diminum ataupun bisa dimasak lebih dulu dengan cara
dipanaskan sampai mendidih agar lebih aman. Setiap pagi dan sore mbah
Gunung Putri dengan bantuan tetangga membuat gula merah dengan merebus
badeg sekitar 3 sampai 4 jam sehingga cairan menjadi kental dan kemudian
dicetak dengan cetakan terbuat dari bambu bisa berbentuk silinder
maupun lingkaran seperti dodol jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar