BURUNG

Sabtu, 10 Agustus 2013

NDERES KLAPA (dulu kala)

Salah satu kegiatan mbah Gunung adalah nderes kelapa. Namun pekerjaan nderes tidak dilakukan sendiri melainkan dikerjakan oleh orang lain. Nderes adalah mengambil cairan bunga kelapa dengan menampungnya dengan sebuah tempat khusus. Caranya mudah, bunga kelapa yang baru  merekah dari mancungnya diparas atau disayat ujungnya dan cairan yang keluar ditampung dengan  bumbung terbuat dari bambu besar yang dinamakan pongkor. Agar mudah menampungnya , bunga kelapa / manggar muda  perlu diikat sedemikian rupa sehingga ujungnya dapat dimasukan kedalam pongkor. Pada umumnya pada setiap pohon kelapa hanya satu manggar yang diambil cairannya. Nama dari cairan manggar tadi adalah badeg atau sajeng. Agar dapat mengumpulkan badeg cukup banyak setiap harinya, maka pohon kelapa yang dideres juga harus berjumlah cukup banyak. Mbah Gunung menderes pohon kelapa sekitar 25 pohon dimana setiap pohon bisa menghasilkan setengah sampai tiga perempat pongkor badeg setiap masa produksinya. atau setara dengan kira kira satu sampai dua liter badeg.  Praktek produksi dilakukan secara teratur setiap pagi sore. Setiap pagi tukang deres naik pohon kelapa membawa pongkor kosong, mengambil pongkor yang dipasang kemaren  (sudah ada isinya), melakukan penyayatan baru pada manggar dan memasang pongkor baru, kemudian turun membawa pongkor yang sudah berisi badeg. demikian seterusnya sampai semua pohon kelapa dikerjakan semuanya. Dengan perbedaan waktu siang kurang dari 12 jam dan malam lebih dari 12 jam, maka hasil dipagi hari relatif lebih banyak dari hasil sore hari. Badeg atau sajeng merupakan bahan baku gula merah atau Gula Kelapa. Cairan badeg lebih kental jika dibandingkan dengan air tawar, lengket, tidak berwarna, rasanya manis, berbau agak pesing. Badeg bisa langsung diminum ataupun bisa dimasak lebih dulu dengan cara dipanaskan sampai mendidih agar lebih aman. Setiap pagi dan sore mbah Gunung Putri dengan bantuan tetangga membuat gula merah dengan merebus badeg sekitar 3 sampai 4 jam sehingga cairan menjadi kental dan kemudian dicetak dengan cetakan terbuat dari bambu bisa berbentuk silinder maupun lingkaran seperti dodol jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar